Apa Itu Tantrum Pada Anak? Begini Cara Mengatasinya..

Apa itu Tantrum pada Anak merupakan permasalahan emosi yang sering terjadi ketika mereka menginjak usia 1 sampai 3 tahun. Keadaan tersebut sebenarnya wajar karena menjadi bagian dari masa pertumbuhan.

Kondisi ini terjadi akibat usianya yang masih belum mengerti bagaimana caranya meminta sesuatu. Sebagai contoh saat keadaan lapar, kurang nyaman dengan keadaan sekitar bisa berupa lingkungan atau seseorang. Bisa juga ketika dia merasa lelah dan ingin istirahat tetapi untuk mengutarakan belum bisa.

Sementara, orang tuanya atau kakak serta neneknya kurang paham dengan kode yang diberikan sehingga frustasi. Wajar saja bila mereka akan memunculkan tindakan kurang menyenangkan seperti menangis keras.

Apa Itu Tantrum Pada Anak dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ketika balita mengalami tantrum terkadang orang tua langsung marah. Kondisi seperti ini sebenarnya salah, mengapa? Perlu diketahui bahwa, mereka melakukan hal tersebut karena belum mampu meminta.

Mengucapkan apa yang diinginkan itu masih sulit, namun pada dasarnya mereka sudah memberikan beberapa kode. Sayangnya, orang disekitar masih belum paham dengan kode tersebut sehingga dianggap biasa saja.

Apa itu tantrum pada anak merupakan penyampaian tentang keinginannya kepada orang dewasa agar mereka paham kemudian menurutinya. Perlu diketahui, masalah seperti ini jangan dianggap remeh karena akibatnya akan fatal.

Maka dari itu, sebagai orang tua harus paham caranya menghadapi masa seperti ini dengan berbagai teknik berikut.

1.     Memahami Tanda yang Diberikan

Apa itu tantrum pada anak adalah cara mereka menyampaikan sesuatu dengan sedikit ekstrim karena orang tuanya tidak dapat menangkan tanda yang diberikan. Sebagai contoh saat merasa lapar.

Balita tersebut akan memegangi perut terus menerus, atau mungkin menggigit tangan. Kode-kode semacam ini Anda harus paham. Cobalah untuk melihat anak melakukan perliaku apa untuk mengeskpresikan keinginannya.

Jika itu berhasil, kemungkinan untuk menangis atau mengamuk dapat dihindari. Tetapi, jangan hanya sampai disitu saja, ajarkan kepada mereka juga untuk mengatakan, “Lapar atau minum?” sebagai bagian dari pembelajaran.

Ketika Anda dapat melakukan hal tersebut dan memahami tanda-tanda yang diberikan, Tantrum pada Anak tidak akan terjadi. Kalau ya, mungkin hanya sekedar menangis saja tidak sampai mengamuk.

2.     Alihkan Perhatian ke Lainnya

Tidak selalu lapar saja, anak melakukan tantrum ketika keinginannya tidak tersampaikan. Contohnya mau es krim tetapi, sedang batuk. Karena orang tuanya melarang agar sembuh terlebih dulu, pasti akan menangis.

Kondisi seperti ini lebih baik mengalihkan perhatiannya, jangan pernah bertindak kasar dengan mencubit atau membentak. Semakin, Anda bermain tangan nanti mereka juga lebih kasar lagi sehingga, mentalnya kurang baik.

Apa itu Tantrum pada Anak kalau sudah mengamuk sebenarnya dapat diredakan. Perlu diingat, mereka sekarang sedang masa pertumbuhan, hal itu dapat dijadikan sebagai solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini.

Dengan mengalihkan perhatiannya ke sesuatu yang menurutnya baru, pasti keinginan untuk makan es krim turun. Langkah ini terkadang kurang efektif, cobalah cari objek lain agar perhatiannya teralihkan.

Sebenarnya, menghadapi anak semacam ini mudah saja. Sayangnya, tingkat kreativitasan orang tua untuk mengalihkan perhatiannya memang sangat diuji. Jadi jangan menyerah juga, bila objek satu gagal langsung pindah lainnya.

Begitu terus sampai perhatiannya benar-benar teralihkan. Kalau sudah beralih usahakan menjauhkannya dari es krim tersebut, kalau melihat pasti ingin lagi. Semua itu memang butuh proses dan cobalah memahami kesukaan mereka.

Apa itu Tantrum pada Anak sebenarnya adalah hal wajar, kalau sudah terlalu berlebihan bisa di bawa ke dokter mungkin terjadi beberapa gejala penyakit seperti gangguan emosi atau autisme.

Proudly powered by WordPress | Theme: Journey Blog by Crimson Themes.